MAKALAH
KONTRASEPSI
HORMONAL
(ORAL
KONTRASEPSI DENGAN METODE MODERN)
DISUSUN
OLEH:
NAMA
KELOMPOK 5:
1.
Anugrah Marta Cantika 20.01.11.0481
2.
Dinar Prahastuti 20.01.11.0493
3.
Fitri Iriyani 20.01.11.0505
4.
Mega Dwi Jayanti 20.01.11.0519
5.
Reza Bintangdari Johan 20.01.11.0535
6.
Yessy Ulandari 20.01.11.0549
DOSEN
PENGAJAR:
EVI
YUNIARTI, S.ST
ORAL
KONTRASEPSI
A. PENDAHULUAN
Oral kontrasepsi di pergunakan oleh
kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Kenaikan jumlah akseptor
terlihat terutama dalam 20 tahun terakhir ini.
Di Indonesia di perkirakan kurang lebih
60 % akseptor mempergunakan oral kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tatap
tinggi di bandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi
lain.
Pil mengakibatkan di perlukannya tenaga pelayanan yang lebih
banyak di bandingkan IUD, sehingga merupakan beban yang berat bagi tenaga medis
serta para medis. Oleh karana itu pelayanan yang di atur oleh tenaga terlatih
yang terdapat dalam masyarakat sendiri.sehubungan dengan ini di perlukan
pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut,
baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang di temukan.
Kontraseps hormonal, di bawah pengaruh
hipotalamus, hipofisis mengeluarkan menurut urutan tertentu FSH, LH, hormon-hormon
ini dapat merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progesterone.
Dua hormon yang terakhir ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid, dalam
keseimbangan yang tertentu menyebabkan ovulasi, dan akhirnya penurunan kedarnya
mengakibatkan disintegrasi endometrium dan haid. Penyelidikan lebih lanjut
menunjukan bahwa baik estrogen maupaun progesteron dapat mencegah ovulasi. Pincus
dan Rock melakukan percobaan lapangan di
Puerto Rico dengan menggunakan pil terdiri atas estrogen dan progesterone (
Enavid ), dan ternyata bahwa pil tersebut mempunyai daya yang sangat tinggi untuk mencegah kehamilan. Ini permulaan
terciptanya pil kombinasi. Pil yang terdiri atas kombinasi antara etenilestradiol atau mestranol dengan salah satu jenis progesteron kini banyak di gunakan untuk kontrasepsi.
Kemudian, sebagai hasil penyelidikan lebih lanjut di adakan pil
sekuensial,mimi pil, mornimg after piil, dan Depo Provera yang di berikan
sebagai suntikan. Pil hormonal yang sekarang di gunakan tidak terbuat dari
estrogendan progesterone alamiah, melainkan dari steroid sintetik. Derivate
dari 19 nos-testoteron yang sekrang banyak di pergunakan untuk pil kontasepsi
ialah nerotinodrel,nerothindron, asetat, etinodiol diasetat, dan norgestrel.
Sedangkan estrogen yang banyak di pakai untuk pil kontrasepsi ialah etinil
estradiol dan mestranol.
B. MACAM-MACAM ORAL KONTRASEPSI
a. Pil Kombinasi
(Hormon Estrogen dan Progesteron)
Pendahuluan
Pil
merupakan metode kontrasepsi yang popular, dan dipilih sekitar 25 % wanita di
Inggris. Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap
paling efektif. Pil kombinasi mengandung hormon
estrogen dan progeteron yang dikonsumsi tiap hari. Pil kombinasi ini
efektif dan reversible, pada bulan-bulan pertama efek samping dari penggunaan
kontrasepsi ini berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan
segera akan hilang. Pada penggunaan ini efek samping yang sangat serius jarang
terjadi. Pil kombinasi ini dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduksi baik
yang sudah mempunyai anak maupun belum, namun pil kombinasi ini tidak
dianjurkan pada ibu menyusui dan dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
Jenis-jenis pil kombinasi
1. Monosafik:
pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
2. Bifasik:
pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progestin dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone
aktif.
3. Trifasik:
pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progestin dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormone aktif.
Cara Kerja
1. Menekan
ovulasi, yaitu estrogen dan progeteron menekan produksi FSH dan LH sehingga
menyebabkan ovarium berada dalam kondisi istirahat, folikel ovarium tidak
matang dan ovulasi tidak terjadi.
2. Mencegah
implantasi, yaitu pil memnyebabkan endometrium tidak bersifat reseptif terhadap
implantasi blastosis.
3. Lendir
serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma, yaitu progesterone
menyebabkan penebalan lender serviks sehingga mempersulit terjadinya penetrasi
spermatozoa.
4. Pergerakan
tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula.
Efektivitas
Dengan
pemakaian rutin efektivitas pil kombinasi ini adalah 99% sedangkan pada
pemakaian yang kurang betul efektivitasnya turun menjadi 93 %.
Manfaat
1. Memiliki
efektivitas yang tinggi, bila digunakan tiap hari.
2. Resiko
terhadap kesehatan sangat kecil.
3. Tidak
menggangu hubungan seksual.
4. Siklus
haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak
nyeri haid.
5. Dapat
digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan.
6. Dapat
digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7. Mudah
dihentikan setipa saat.
8. Kesuburan
segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
9. Dapat
digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10. Membantu
mencegah
-
Kehamilan ektopik
-
Kanker ovarium
-
Kanker endometrium
-
Kista ovarium
-
PID
-
Kelainan jinak pada payudara
-
Disminorea, dan
-
Akne
Keterbatasan
1. Membosankan
karena harus menggunkan setiap hari.
2. Mual,
terutama 3 bulan pertama.
3. Perdarahan
bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
4. Pusing.
5. Nyeri
payudara.
6. Berat
badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memiliki dampak positif.
7. Berhenti
haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
8. Tidak
boleh diberikan pada perempuan menyusui.
9. Pada
sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan sek berkurang
10. Dapat
meningkatkan tekanan darah. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu
hati-hati.
11. Tidak
mencegah IMS, HBV, HIV.AIDS.
Ketidaknyamanan dan efek samping
1. Mual
terutama pada 3 bulan pertama.
2. Nyeri
payudara.
3. Adanya
amenorea on the pil, hal ini disebabkan karena efek langsung kontrasepsi
terhadap endometrium.
4. Adanya
perdarahan sela/spotting (perdarahan bercak).
Yang boleh dan tidak boleh
menggunakan pil kombinasi
1. Yang
dapat menggunakan pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh
menggunakan pil kombinasi, seperti:
a. Uisa
reproduksi.
b. Telah
memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak.
c. Gemuk
atau kurus.
d. Menginginkan
metode kontrassepsi dengan efektivitas tinggi.
e. Setelah
melahirkan dan tidak menyusui.
f. Setelah
melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eklusif sedangkan semua cara
kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
g. Pasca
keguguran
h. Anemia
karena haid berlebihan.
i.
Nyeri ahid yang hebat.
j.
Siklus haid tidak teratur.
k. Riwayat
kehamilan ektopik.
l.
Kelainan payudara jinak.
m. Kencing
manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
n. Penyakit
tiroid, PID, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
o. Menderita
tuberculosis (kecuali yang sedang menggunkan rifampisin)
p. Varises
vena.
2. Yang
tidak boleh menggunakan pil kombinasi
a. Hamil
atau dicurigai hamil.
b. Menyusui
eklusif.
c. Perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
d. Hepatitis.
e. Perokok
dengan usia > 35 tahun.
f. Riwayat
penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110 mmHG.
g. Riwayat
gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun.
h. Kanker
payudara atau dicurigai kanker payudara.
i.
Migraine dan gejala neurologik fokal
(epilepsy/riwayat epilepsi).
j.
Tidak dapat menggunakan pil secara
teratur setiap hari.
Waktu mulai menggunakan pil
kombinasi
1. Setiap
saat selagi haid, untuk menyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil
2. Hari
pertama sampai hati ke 7 siklus haid.
3. Boleh
menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang
lain (kondom) mulai hari ke 8 samapi hari ke 14 atau tidak emlakukan hubungan
seksual sampai anda telah emnghabiskan paket pil tersebut.
4. Setelah
melahirkan
-
Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif
-
Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
-
Paska keguguran (segera atau dalam waku
7 hari)
5. Bila
menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin menghentikan dengan pil kombinasi,
pil dapat segera diberikan tanpa perlu menuggu haid.
Intruksi untuk penggunaan pil kombinasi
Catatan:
tunjukan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untu kemngikuti
panah yang memnunjuk deretan pil berikut.
1. Sebaiknya
pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari.
2. Pil
yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3. Sangat
dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
4. Pada
paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai dengan hari yang ada
pada paket.
5. Beberapa
paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis,
sebaiknya anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis,
sebainya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
6. Bila
muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain.
7. Bila
terjadi muntah yang hebat, diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan
memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan anda, pil dapat diteruskan.
8. Bila
muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil
mengikuti cara menggunkana pil lupa
9. Bila
lupa minum pil (hari 1-21), segera minum pil setelah ingat boleh minum 2 pil
pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila
lupa 2 pil atau lebih ( hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari samapi
sesuai jadwal yang ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang
lain atau tidak melakukan hubugan seksual sampai telah menghabiskan paket pil
tersebut.
10. Bila
tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan.
Perhatian! Khusus untuk penggunaan
pil kombinasi
Keadaan
|
|
Saran
|
Tekanan
darah tinggi
|
Sistolik
> 160 mmHG, diastolic > 90 mmHG
|
Pill
tidak boleh digunakan
|
Kencing
manis
|
Tanpa
komplikasi
|
Pil
dapat diberikan
|
Migraine
|
Tanpa
gejala neorologik fokal yang berhubungan dengan nyeri kepala
|
Pil
dapat diberikan
|
Menggunkana
obat fenitoin, barbiturate, rifampisin
|
|
Pil
dengan dosis entilesradiol 50 µg
|
Anemia
bulan sabit
|
|
Pil
jangan digunakan
|
Keadaan yang perlu mendapat
perhatian
Tanda
|
Masalah yang mungkin
terjadi
|
Nyeri
dada yang hebat, batuk, napas pendek
|
Serangan
jantung atau bekuan darah di dalam paru
|
Sakit
kepala yang hebat
|
Stroke,
hipertensi, migrain
|
Nyeri
tungkai hebat
|
Sumbatan
pembuluh darah tungkai
|
Nyeri
abdomen yang hebat
|
Penyakit
kandung empedu, bekuan darah, pancreatitis
|
Kehilangan
penglihatan atau kabur
|
Stroke,
hipertensi atau problem vaskuler
|
Tidak
terjadi perdarahan setelah selesai minum pil
|
kemungkinan
kehamilan
|
b. Sequential
Pil
sequential di indonesia tidak di edarkan, pil ini tidak seefektif pil
kombinasi, dan pemakainnya hanya di anjurkan pada hal-hal tertentu saja. Pada
cara kontrasepsi ini di minum pil yang hanya mengandung estrogen saja untuk
14-16 hari, di susul dengan pil yang mengandung estrogen dan progesteron untuk
5-7 hari. Sedangkan untuk morning after
pill di temukan pada tahun 1966 Morris dan Van Wagenen ( Amerika serikat )
menemukan bahwa estrogen dalam dosis tinggi dapat mencegah kehamilan jika di
berikan segera setelah koitus yang tidak di lindungi. Penyelidakan mereka
lakukan pada wanita sukarelawan dan wanita yang di perkosa. Kepada sebagian
wanita-wanita tersebut di berikan 50 mg dietilstilbestrol (DES) dan kepada
sebagian lagi di berikan etinil-esradiol (EE) sebanyak 0,5 sampai 2 mgsehari
selama 4-5 hari setelah terjadinya koitus. Kegagalan cara ini di laporkan dalam
2,4% dari jumlah kasus. Kiranya dengan cara ini dapat di halangi implantasi
blatokista dalam endometrium.
c. Minipil (Hormon
Progestin)
Pendahuluan
Minipil
yang pertama kali dibuat adalah yang mengandung progesterone jenis klormadinon
asetat. Tetapi pada tahun 1970 pil tersebut ditarik dari peredaran karena
penelitian yang dilakukan terhadap hewan diduga memiliki efek karsinogenik.
Kemudian dibuatlah minipil yang mengandung gestagen turunan nortestosteron,
seperti noristeron 0,53 mg. Diberbagai Negara penggunaan minipil ini masih
rendah ini disebabkan karena mini pil ini bukanlah kontrasepsi yang cukup
efektif untuk mencegah kehamilan, karena rendahnya kadar gestagen sehingga pil
ini akan efektif jika penggunaan dibarengi dengan proses menyusui. Minipil
merupakan suatu progestin dosis kecil yang dikonsumsi tiap hari. Minipil ini
termasuk dosis rendah dan tidak menurunkan produksi ASI dan juga bias digunakan
sebagai alat kontrasepsi darurat.
Jenis minipil
1. Kemasan
dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron.
2. Kemasan
dnegan isi 28 pil: 75 µg desogestrel.
Cara kerja minipil
Secara pasti cara kerja minipil ini belum
diketahui. Berikut adalah pengaruh minipil terhadap organ-organ reproduksi yang
berkaitan dengan cara kerja minipil:
1.
Terhadap ovarium
Meskipun
tidak sekuat pil kombinasi tetapi minipil tetap saja bias menghambat sekresi
gonadotropin dan sintesis steroin seks di ovarium. Penekanan gestagen terhadap
ovulasi juga tidak terlalu kuat sehingga masih saja dimungkinkan terjadinya
ovulasi.
2.
Terhadap endometrium
Mini
pil menghambat proliferasi dan menyebabkan terjadinya transformasi endometrium
lebih awal. Minipil mempersulit implantasi blastosit di endometrium.
3.
Terhadap serviks
Lebih
kental lendir serviks sehingga penetrasi sperma menjadi terganggu.
4.
Terhadap tuba falopi
Pada
penggunaan jangka panjang minipil dapat mempengaruhi militias tuba, fertilisasi,
serta transportasi sperma. Motilisasi tuba berisiko terjadiinya kehamilan
ektopik menjadi lebih besar.
Efektivitas
Sangat
efektif (98,5%), pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet
atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena
akibatnya kemungkinan terjadin kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat
mukolitik asetilsistein bersamaan dengann minipil perlu dihindari karena
mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan
kontraseptif dari minipil ini dapat tergangggu.
Agar
efektivitasnya cukup tinggi, maka perlu diperhatikan hal dibawah ini:
1. Jangan
sampai ada pil yang terlupa.
2. Pil
digunakan pada jam yang sama (malam hari).
3. Senggama
sebaiknya dilakukan 3-30 jam setelah penggunaan minipil.
4. Perlu
hati-hati penggunaan minipil pada wanita gemuk, hal ini disebabkan karena
tingginya kadar estrogen pada wanita yang gemuk sehingga akan mempunyai
pengaruh terhadap lendir serviks (lebih mudah ditembus oleh sperma).
5. Kehandalan
minipil dari bukti penelitian adalah pada wanita yang berusia tua dibandingkan
dengan berusia muda (indeks pearl pada usia 25-29 tahun adalah 3,1 sedangkan
pada usia 35-39 tahun adalah 1,0 dan pada usia > 40 tahun indeksnya adalah
3,0. Semakin kecil indeks pearl semakin tinggi efektivitasnya).
Manfaat
1. Cocok
sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusui.
2. Sangat
efektif pada masa laktasi.
3. Dosis
gestagen rendah.
4. Tidak
menurunkan produksi ASI.
5. Tidak
menggangu hubungan seksual.
6. Kesuburan
cepat kembali.
7. Tidak
memberikan efek samping estrogen.
8. Tidak
ada bukti peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, resiko tromboli vena dan
resiko hipertensi.
9. Cocok
untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus dan migraine lokal.
10. Cocok untuk perempuan yang tidak bisa mengkonsumsi
estrogen.
11. Dapat
mengurangi dismenorea.
Keterbatasan
1. Hampir
30-60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea).
2. Peningkatan/penurunan
berat badan.
3. Harus
digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4. Bila
lupa satu pil kegagalan bisa menjadi lebih besar.
5. Payudara
menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis.
6. Resiko
kehamilan ektopik cukup tinggi.
7. Efektivitasnya
menjadi rebdah bila digunakan bersamaan dnegan obat tuberculosis atau obat
epilepsy.
8. Tidak
melindungi dari IMS
9. Hirsutisme
jarang terjadi.
10. Sejumlah
kecil mengalami kista ovarium.
Efek samping
1. Perdarahan
tidak teratur/terganggunya pola haid (spotting,amenorea).
2. Nyeri
tekan payudara.
3. Fluktuasi
berat badan.
4. Mual.
5. Kembung.
6. Depresi.
Yang boleh dan tidak boleh
menggunakan minipil
1. Yang
boleh menggunakan minipil
a. Usia
reproduksi.
b. Telah
memiliki anak atau belum memiliki anak.
c. Menginginkan
suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui.
d. Pasca
persalinan dan menyusui.
e. Pasca
keguguran.
f. Perokok
segala usia
g. Mempunyai
tekanan darahh tinggi (Selma <180/110 mmHG) atau dengan pembekuan darah.
h. Tidak
boleh menggunakan estrogen atau lebih snenag tidak menggunakan estrogen.
2. Yang
tidak boleh menggunakan minipil
a. Hamil
atau diduga hamil.
b. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Perempuan
yang tidak mau terjadi gangguan haid.
d. Perempuann
yang sedang mengkonsumsi obat-obat tuerkulosis atau obat epilepsi.
e. Perempuan
dnegan riwayat kanker payudara atau sedang terkena kanker payudara.
f. Perempuan
yang sedang terkena atau mepunyai riwayat mioma uteri (progestin memicu
pertumbuhan mioma).
g. Perempuan
dengan riwayat stroke (progestin menyebabkan spasme pembuluh darah).
h. Sering
lupa menggunakan pil.
i.
Kelainan lipid berat.
j.
Menderita penyakit trofoblastik
baru-baru ini.
Waktu mulai menggunakan minipil
1. Mulai
hari 1 sampai hari ke 5 siklus haid (tidak diperlukan pencegahan dengan
kontrasepsi lain).
2. Dapat
digunakan setiap saat, asal saja tiadk terjadi kehamilan. Bila mneggunakannya
setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari
atau menggunkan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
3. Bila
klien tidak haid, minipil dapat digunkan setiap saat, asal saja tidak hamil.
4. Bila
menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, minipil
dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode
kontrasepsi tambahan.
5. Bila
lebih dari 6 mkinggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, minipil
dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
6. Minipil
dapat diberika segera pasca keguguran.
7. Bila
klien (ibu) sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantinya dengan minipi, minpil dapat segera diberikan, bila saja
kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak
hamil. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya.
8. Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada
jadwal suntikan berikutnya.
9. Bila
kontrsepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan
tidak memerlukan metode kontraspsi lain.
10. Bila
kontrsepsi sebelumnya adalah AKDR (termasuk yang menggunakan hormone), minipil
dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.
Intruksi kepada klien
1. Minum
minipil setiap hari pada saat yang sama.
2. Minum
minipil yang pertama pada hari pertama haid.
3. Bila
klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakn pil, minumlah pil yang lain,
atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan
seksual 48 jam berikutnya.
4. Bila
klien menggunakn pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu
klien ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam.
5. Bila
klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera
klien ingat dan gunakn metode pelindung sampai akhir bualn.
6. Walaupun
klien belum ahid, muailah paket baru sehari setelah paket paket terakhir habis.
7. Bila
haid klied teratur tiap bualn dan kemudian kehilangan 1 siklus (tidak haid)
atau merasa hamil, temui petugas kesehatan untuk memeriksa uji kehamilan.
Keadaan yang memerlukan perhatian
khusus
Keadaan
|
Anjuran
|
Stroke
|
sebaiknya
jangan menggunkan pil
|
Penyakit
jantung koroner/infark
|
Jangan
diberikan minipil. Progestin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
|
Kanker
payudara
|
Tidak
boleh minum pil
|
perhatian
khusus untuk pemakai minipil
1. Bila
beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu
dipikirkan kemungkinan telah terjadi kehamilan.
2. Bila
mengeluh perdarahan bercak yang disertai dengan nyeri perut hebat, maka yang
pertama sekali dipikirkan adalah kemungkinna kehamilan ektopik.
3. Problem
mata (kehilangan penglihatan atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu
dipikirkan kemungkinan terjadinya hipertensi atau problem vaskular.
C. CARA KERJA ORAL KONTRASEPSI
1.
Menghambat timbulnya ovulasi dengan pengaruhnya terhadap hypothalamus,
hypofise dan ovarium. Pengeluaran RF (
Releasing factor ) oleh hypothalamus terhambat sehingga kada FSH dan LH
menurun. Demikan pula steroidogenesis ovarium tidak terjadi.
2.
Menyebabkan perubahan pada beberapa bagian alat kandungan, seperti lender
servix, endometrium dan mungkin pula pada myometrium dan tuba. Lendir
servix menjadi lebih kental sehingga
tidak muah di tembus oleh spermatozoa. Pada endometrium terlihat adanya
proliferasi yang di ikuti secara oleh fase sekresi yang dini dan kemudian
kelenjar mengalami regresi dengan stroma
sembab.
Jenis
|
Mekanisme Kerja kontrasepsi hormonal
|
||
Penghambatan ovulasi
|
Pengaruh terhadap endometrium
|
Pengaruh terhadap lender servik uteri
|
|
Pil
kombinasi
Pil
sekuensial
Mini-pil
Depo
provera
(suntikan)
|
+++
+
+
++
|
++
+
+
++
|
++
0
+++
+++
|
D. KONTRA INDIKASI ORAL KONTRASEPSI
Berikut
adalah kontraindikasi kontrasepsi hormonal oral yaitu :
1.
Kehamilan
2.
Thromboplebitis ( menghidap atau pernah
menghidap )
3.
Gangguan Thromboembolic
4.
Penyakit akut cerebovaskular
5.
Serangan jantung
6.
Kerusakan hati
7.
Adanya neoplasma yang di pengaruhi oleh
estrogen
8.
Carcinoma payudara
9.
Sakit kepala migren
10.
Perdarahan pervaginam yang tidak di ketahui
sebabnya
E. EFEK SAMPING ORAL
KONTRASEPSI
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama
penggunaan pil berupa gejala-gejala subjektif dan objektif.
1.
Gejala-gejala subjektif
a. Mual,
muntah
b. Pusing,
sakit kepala
c. Rasa
sakit/tegang pada buah dada
d. Nafsu
makan bertambah
e. Cepat
lelah
f. Mudah
tersinggung,depresi
g. Libio
bertmbah/berkurang
2.
Gejala-gejala objektif
a. Tekanan
darah meninggi
b. Berat
badan bertanbah
c. Gangguan
pola perdarhan : menorragia, metroragia, spoting.
d. Perubahan
pada kulit : acne, kulit berminyak,pigmentasi/cloasma
e. Keputihan
F. MANFAAT DARI
KONTRASEPSI HORMON ORAL
Ada
sejumlah manfaat penting terhadap wanita yang menggunakan pil kontrasepsi
hormonal oral. Berikut manfaat atau keuntungan menggunakan kontrasepsi hormonal
oral:
1.
Menurunnya disminorhea
2.
Pengurangan hirsutism
3.
Pengurangan jerawat
4.
Mengurangi kehilangan darah pada saat
haid, peningkatan kadar fed an pengurangan anemia
5.
Pengurangan resiko penyakit payudara
(e.g. penyakit fibrocyistic, tumor jinak )
6.
Perlindungan dan penanganan terhadap
endometriosis
G. INTRUKSI UNTUK
WANITA YANG MENGGUNAKAN ORAL KONTRASEPSI
Intruksi
berikut haru di berikan pada semua wanita yang menggunakan pil kombinasi:
1. Simpan
pil anda di tempat yang aman dan dapat mengingatkan anda dengan mudah untuk mengkonsumsi setiap
hari.
2. Pil
di konsumsi serutin mungkin, sedapat mungkin pada waktu yang saa setiap hari.
3. Pastikan
anda menepati jadwal kunjungan kembali sehingga anda tidak kehabisan pil dan
anda selalu di evaluasi secara seksama
kemungkinan terjadinya efek samping yang memungkinkan.
4. Mintalah
kanki ketemu dengan segera jika anda sedang mengalami gejala tanda bahaya
seperti : sakit kepala yang hebat, gangguan visual, sakit di dada dll.jangan
menunggu melihat gejala tersebut berkurang.
5. Pastikan
beritahu dokter ketika anda melihat berbagai permasalahan medis.
6. Jangan
pernah mengkonsumsi pil wanita lain .
7. Jika
anda memtuskan untuk menhentikan penggunaan pil karena anda tidak bahagia dengan
pil kontrasepsi anda, pastikan untuk membuat janji pertemuan dan gunakan
sediaan spermicidal dan kondom.
H.
HAL-HAL YANG DI PERHATIAKN PADA KUNJUNGAN AWAL KLIEN DENGAN KONTRASEPSI ORAL.
1. Riwayat haid (
kapan haid terakhir, nyeri
haid,banyaknya haid )
2. Riwayat
kesehatan lengkap ( yang berkaitan dengan kontraindikasi kontrasespi)
3. Riwayat
kesehatan keluarga (yang berkaitan dengan kontraindikasi kontrasespi)
4. Riwayat
hubungan seksual terakhir ( dengan atau tanpa perlindungan )apakah ada dugaan
kehamilan
5. Pemeriksaan
kesehatan lengkap ( yang mendukung data untuk kontraindikasi kontrasepsi, yaitu
minimal BB, TB, IMT, TD,)
6. Pemeriksaan
sitologi servik ( jika ada indikasi)dan pemeriksaan payudara
7. Informasikan
cara penggunaan pil, efek samping dan penanggulanganya, aturan meminum pil.
8. Jika
perlu informasikan cara penggunaan pil darurat
I. HAL-HAL
YANG DI PERHATIAKN PADA KUNJUNGAN ULANG KLIEN DENGAN KONTRASEPSI ORAL
1. Memperbaharui
riwayat media klien dan keluraga (jika
ada)
2. Pengukuran
berat badan dan tekanan darah
3. Kaji
riwayat mens terakhir
4. Tanyakan
keluhan/masalah dengan pilnya
5. Informasi
untuk penggunaan pil yang terlewat (bila perlu)
6. Beritahu
klien alternative provider lain bial
bidan tidak ada di tempat.
J. PENGARUH PIL
KONTRASEPSI TERHADAP KEADAAN TUBUH LAINNYA
a. Metabolism
karbohidrat
Pil dapat
menimbulkan GTT yang abnormal pada
kurang lebih 40 % akseptor. Oleh karna itu penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus di
awasi lebih baik.
b. Kel.throid
Oleh pengaruh estrogen
falam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroxin binding globulin dan
protein bound iodine.
c. Kesuburan
setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
Pada bebrapa akseptor,
ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada umumnya tidak menunjukan
terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan clomiphen bila perlu dapat di
coba.
d. Pengaruh
terhadap paersalinan kemudian
Kelainan kongenital
tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil
kontrasepsi sebelum kehamilan. Bila
terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus segera di hentikan. Pada bebrapa penyelidikan
di kemukakan kemungkinan terjadinya karsinoma vaginae pada anak di kemudian
hari bila pil terus di makan dalam keadaan hamil.
e. Pengaruh
terhadap laktasi
Estrogen akan
menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek masa laktasi , tetapi dengan
dosis rendah pengaruh ini dapat di kurangi. Sebaliknya minipil yang hanya
mengandung progesterone tidak mempengaruhi laktasi.
f. Kardiovaskuler
Beberpa penyelidik
terutama di amerika dan inggris melaporkan bahwa thromboplebitis di sertai atau
tidak di sertai dengan
Beberapa emboli
paru-paru serta thrombosis cerebral meninggi pada pil kontrasepsi. kemungkinan
ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok.
g. Tumor
ganas
Tidak di buktikan yang
nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan keganasan pada alat-alat genital. Di
duga pil kontrasepsi mengurangi insiden tumor mammae yang jinak. Pengaruh
carcinogenic pada Ca mammae belum di ketahui jelas. Sebagian estrogen
memberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada masa premenopause, tetapi pada
postmenapause malah dapat menimbulak regresi Ca mammae tsb.
h. Icterus
Pil kontrasepsi
hendaknya tidak di berikan pada wanita yang pernah menderita chronic idiophatic
jaundice dan pruritus generalisata yang berulang-ulang selama
kehamilan.penderita yang pernah mengalami virus hepatitis sebaiknya tidak di
berikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar telah normal kembali.
I . Hypertensi
Tensi harus segera di
periksa sebelum mulai mempergunkan pil kontrasepsi . biala tensi naik melebihi
160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolic, harus di berikan pengobatan terhadap
hypertensinya atau kotrasespsi di hentikan dan anjurkan untuk memakai
kontrasepsi lainnya
J. Depresi
Pada wanita terjadi
perubahan-perubahan perasaanya selama
siklus mens. kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada pemakai
pil kontrasepsi. Bila ini terjadi pil kontrasespi dapat di hentikan dan diganti
dengan kontrasepsi lain
K. Libidio
Kontrasepsi
dengan steroid dapat menambah libidio pada wanita. Ini di sebabkan pengaruh steroid
tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi hamil. Biasanya frekuensi koitus
menurun setelah ovulasi tetapi dengan pil kontrasespsi ini perubahan tidak
tampak. kadang-kadang sekali terdapat wanita yang mengeluh libidionya bekurang
dan dalam hal ini sebaiknya pil oral di hentikan.
DAFTAR PUSTAKA
Diane dan
Margaret.2009.Buku Ajar Bidan
Myles,Ed.14.Jakarta:EGC
FKUI.1980.Teknik Keluarga Berencana (Perawatan
Kesuburan).Bandung:ELSTAR OFFSET
Saifuddin,
Abdul Bari.2010.Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin,
Abdul Bari.2007.Ilmu Kandungan, Ed.2,
Cet.5.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Meilani,
Niken.2010.Pelayanan Keluarga berencan.Yogyakarta:Fitramaya
Varney,
Helen.2004.Ilmu Kebidanan (Varney
Midwifery 3rd.ed).Bandung:SEKELOA PUBLISHER
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih telah membaca postingan saya