Selasa, 02 April 2013

KONTRASEPSI HORMONAL (ORAL KONTRASEPSI DENGAN METODE MODERN)


MAKALAH
KONTRASEPSI HORMONAL
(ORAL KONTRASEPSI DENGAN METODE MODERN)

DISUSUN OLEH:
NAMA KELOMPOK 5:

1.         Anugrah Marta Cantika                         20.01.11.0481
2.         Dinar Prahastuti                                     20.01.11.0493
3.         Fitri Iriyani                                             20.01.11.0505
4.         Mega Dwi Jayanti                                  20.01.11.0519
5.         Reza Bintangdari Johan                         20.01.11.0535
6.         Yessy Ulandari                                      20.01.11.0549



DOSEN PENGAJAR:
EVI YUNIARTI, S.ST



ORAL KONTRASEPSI
A. PENDAHULUAN
       Oral kontrasepsi di pergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Kenaikan jumlah akseptor terlihat terutama dalam 20 tahun terakhir ini.
Di Indonesia di perkirakan kurang lebih 60 % akseptor mempergunakan oral kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tatap tinggi di bandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi lain.
Pil mengakibatkan  di perlukannya tenaga pelayanan yang lebih banyak di bandingkan IUD, sehingga merupakan beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karana itu pelayanan yang di atur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri.sehubungan dengan ini di perlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan  yang di temukan.
       Kontraseps hormonal, di bawah pengaruh hipotalamus, hipofisis mengeluarkan menurut urutan tertentu FSH, LH,  hormon-hormon  ini dapat merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progesterone. Dua hormon yang terakhir ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid, dalam keseimbangan yang tertentu menyebabkan ovulasi, dan akhirnya penurunan kedarnya mengakibatkan disintegrasi endometrium dan haid. Penyelidikan lebih lanjut menunjukan bahwa baik estrogen maupaun progesteron dapat mencegah ovulasi. Pincus dan Rock melakukan percobaan lapangan  di Puerto Rico dengan menggunakan pil terdiri atas estrogen dan progesterone ( Enavid ), dan ternyata bahwa pil tersebut mempunyai daya yang sangat tinggi  untuk mencegah kehamilan. Ini permulaan terciptanya pil kombinasi. Pil yang terdiri atas kombinasi  antara etenilestradiol atau mestranol  dengan salah satu jenis progesteron  kini banyak di gunakan untuk kontrasepsi.
       Kemudian, sebagai hasil penyelidikan  lebih lanjut di adakan  pil sekuensial,mimi pil, mornimg after piil, dan Depo Provera yang di berikan sebagai suntikan. Pil hormonal yang sekarang di gunakan tidak terbuat dari estrogendan progesterone alamiah, melainkan dari steroid sintetik. Derivate dari 19 nos-testoteron yang sekrang banyak di pergunakan untuk pil kontasepsi ialah nerotinodrel,nerothindron, asetat, etinodiol diasetat, dan norgestrel. Sedangkan estrogen yang banyak di pakai untuk pil kontrasepsi ialah etinil estradiol dan mestranol.
B. MACAM-MACAM ORAL KONTRASEPSI
a. Pil Kombinasi (Hormon Estrogen dan Progesteron)
Pendahuluan
Pil merupakan metode kontrasepsi yang popular, dan dipilih sekitar 25 % wanita di Inggris. Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling efektif. Pil kombinasi mengandung hormon  estrogen dan progeteron yang dikonsumsi tiap hari. Pil kombinasi ini efektif dan reversible, pada bulan-bulan pertama efek samping dari penggunaan kontrasepsi ini berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang. Pada penggunaan ini efek samping yang sangat serius jarang terjadi. Pil kombinasi ini dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduksi baik yang sudah mempunyai anak maupun belum, namun pil kombinasi ini tidak dianjurkan pada ibu menyusui dan dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
Jenis-jenis pil kombinasi
1.      Monosafik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa  hormone aktif.
2.      Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progestin dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
3.      Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progestin dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
Cara Kerja
1.      Menekan ovulasi, yaitu estrogen dan progeteron menekan produksi FSH dan LH sehingga menyebabkan ovarium berada dalam kondisi istirahat, folikel ovarium tidak matang dan ovulasi tidak terjadi.
2.      Mencegah implantasi, yaitu pil memnyebabkan endometrium tidak bersifat reseptif terhadap implantasi blastosis.
3.      Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma, yaitu progesterone menyebabkan penebalan lender serviks sehingga mempersulit terjadinya penetrasi spermatozoa.
4.      Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
Efektivitas
Dengan pemakaian rutin efektivitas pil kombinasi ini adalah 99% sedangkan pada pemakaian yang kurang betul efektivitasnya turun menjadi 93 %.
Manfaat
1.      Memiliki efektivitas yang tinggi, bila digunakan tiap hari.
2.      Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
3.      Tidak menggangu hubungan seksual.
4.      Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak nyeri haid.
5.      Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
6.      Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7.      Mudah dihentikan setipa saat.
8.      Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
9.      Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10.  Membantu mencegah
-          Kehamilan ektopik
-          Kanker ovarium
-          Kanker endometrium
-          Kista ovarium
-          PID
-          Kelainan jinak pada payudara
-          Disminorea, dan
-          Akne
Keterbatasan
1.      Membosankan karena harus menggunkan setiap hari.
2.      Mual, terutama 3 bulan pertama.
3.      Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
4.      Pusing.
5.      Nyeri payudara.
6.      Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif.
7.      Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
8.      Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui.
9.      Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan sek berkurang
10.  Dapat meningkatkan tekanan darah. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
11.  Tidak mencegah IMS, HBV, HIV.AIDS.
Ketidaknyamanan dan efek samping
1.      Mual terutama pada 3 bulan pertama.
2.      Nyeri payudara.
3.      Adanya amenorea on the pil, hal ini disebabkan karena efek langsung kontrasepsi terhadap endometrium.
4.      Adanya perdarahan sela/spotting (perdarahan bercak).
Yang boleh dan tidak boleh menggunakan pil kombinasi
1.      Yang dapat menggunakan pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
a.       Uisa reproduksi.
b.      Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak.
c.       Gemuk atau kurus.
d.      Menginginkan metode kontrassepsi dengan efektivitas tinggi.
e.       Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f.       Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eklusif sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
g.      Pasca keguguran
h.      Anemia karena haid berlebihan.
i.        Nyeri ahid yang hebat.
j.        Siklus haid tidak teratur.
k.      Riwayat kehamilan ektopik.
l.        Kelainan payudara jinak.
m.    Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
n.      Penyakit tiroid, PID, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
o.      Menderita tuberculosis (kecuali yang sedang menggunkan rifampisin)
p.      Varises vena.

2.      Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi
a.       Hamil atau dicurigai hamil.
b.      Menyusui eklusif.
c.       Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
d.      Hepatitis.
e.       Perokok dengan usia > 35 tahun.
f.       Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110 mmHG.
g.      Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun.
h.      Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
i.        Migraine dan gejala neurologik fokal (epilepsy/riwayat epilepsi).
j.        Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
1.      Setiap saat selagi haid, untuk menyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil
2.      Hari pertama sampai hati ke 7 siklus haid.
3.      Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 samapi hari ke 14 atau tidak emlakukan hubungan seksual sampai anda telah emnghabiskan paket pil tersebut.
4.      Setelah melahirkan
-          Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif
-          Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
-          Paska keguguran (segera atau dalam waku 7 hari)
5.      Bila menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin menghentikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menuggu haid.
Intruksi untuk penggunaan pil kombinasi
Catatan: tunjukan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untu kemngikuti panah yang memnunjuk deretan pil berikut.
1.      Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari.
2.      Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3.      Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
4.      Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai dengan hari yang ada pada paket.
5.      Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebainya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
6.      Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain.
7.      Bila terjadi muntah yang hebat, diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan anda, pil dapat diteruskan.
8.      Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti cara menggunkana pil lupa
9.      Bila lupa minum pil (hari 1-21), segera minum pil setelah ingat boleh minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih ( hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari samapi sesuai jadwal yang ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak melakukan hubugan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
10.  Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan.
Perhatian! Khusus untuk penggunaan pil kombinasi
Keadaan

Saran
Tekanan darah tinggi
Sistolik > 160 mmHG, diastolic > 90 mmHG
Pill tidak boleh digunakan
Kencing manis
Tanpa komplikasi
Pil dapat diberikan
Migraine
Tanpa gejala neorologik fokal yang berhubungan dengan nyeri kepala
Pil dapat diberikan
Menggunkana obat fenitoin, barbiturate, rifampisin

Pil dengan dosis entilesradiol 50 µg
Anemia bulan sabit

Pil jangan digunakan

Keadaan yang perlu mendapat perhatian
Tanda
Masalah yang mungkin terjadi
Nyeri dada yang hebat, batuk, napas pendek
Serangan jantung atau bekuan darah di dalam paru
Sakit kepala yang hebat
Stroke, hipertensi, migrain
Nyeri tungkai hebat
Sumbatan pembuluh darah tungkai
Nyeri abdomen yang hebat
Penyakit kandung empedu, bekuan darah, pancreatitis
Kehilangan penglihatan atau kabur
Stroke, hipertensi atau problem vaskuler
Tidak terjadi perdarahan setelah selesai minum pil
kemungkinan kehamilan

b. Sequential
Pil sequential di indonesia tidak di edarkan, pil ini tidak seefektif pil kombinasi, dan pemakainnya hanya di anjurkan pada hal-hal tertentu saja. Pada cara kontrasepsi ini di minum pil yang hanya mengandung estrogen saja untuk 14-16 hari, di susul dengan pil yang mengandung estrogen dan progesteron untuk 5-7 hari.  Sedangkan untuk morning after pill di temukan pada tahun 1966 Morris dan Van Wagenen ( Amerika serikat ) menemukan bahwa estrogen dalam dosis tinggi dapat mencegah kehamilan jika di berikan segera setelah koitus yang tidak di lindungi. Penyelidakan mereka lakukan pada wanita sukarelawan dan wanita yang di perkosa. Kepada sebagian wanita-wanita tersebut di berikan 50 mg dietilstilbestrol (DES) dan kepada sebagian lagi di berikan etinil-esradiol (EE) sebanyak 0,5 sampai 2 mgsehari selama 4-5 hari setelah terjadinya koitus. Kegagalan cara ini di laporkan dalam 2,4% dari jumlah kasus. Kiranya dengan cara ini dapat di halangi implantasi blatokista dalam endometrium.
c. Minipil (Hormon Progestin)
Pendahuluan
Minipil yang pertama kali dibuat adalah yang mengandung progesterone jenis klormadinon asetat. Tetapi pada tahun 1970 pil tersebut ditarik dari peredaran karena penelitian yang dilakukan terhadap hewan diduga memiliki efek karsinogenik. Kemudian dibuatlah minipil yang mengandung gestagen turunan nortestosteron, seperti noristeron 0,53 mg. Diberbagai Negara penggunaan minipil ini masih rendah ini disebabkan karena mini pil ini bukanlah kontrasepsi yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan, karena rendahnya kadar gestagen sehingga pil ini akan efektif jika penggunaan dibarengi dengan proses menyusui. Minipil merupakan suatu progestin dosis kecil yang dikonsumsi tiap hari. Minipil ini termasuk dosis rendah dan tidak menurunkan produksi ASI dan juga bias digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat.
Jenis minipil
1.      Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron.
2.      Kemasan dnegan isi 28 pil: 75 µg desogestrel.
Cara kerja minipil
     Secara pasti cara kerja minipil ini belum diketahui. Berikut adalah pengaruh minipil terhadap organ-organ reproduksi yang berkaitan dengan cara kerja minipil:
1.      Terhadap ovarium
Meskipun tidak sekuat pil kombinasi tetapi minipil tetap saja bias menghambat sekresi gonadotropin dan sintesis steroin seks di ovarium. Penekanan gestagen terhadap ovulasi juga tidak terlalu kuat sehingga masih saja dimungkinkan terjadinya ovulasi.
2.      Terhadap endometrium
Mini pil menghambat proliferasi dan menyebabkan terjadinya transformasi endometrium lebih awal. Minipil mempersulit implantasi blastosit di endometrium.
3.      Terhadap serviks
Lebih kental lendir serviks sehingga penetrasi sperma menjadi terganggu.
4.      Terhadap tuba falopi
Pada penggunaan jangka panjang minipil dapat mempengaruhi militias tuba, fertilisasi, serta transportasi sperma. Motilisasi tuba berisiko terjadiinya kehamilan ektopik menjadi lebih besar.
Efektivitas
     Sangat efektif (98,5%), pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan terjadin kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengann minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari minipil ini dapat tergangggu.
Agar efektivitasnya cukup tinggi, maka perlu diperhatikan hal dibawah ini:
1.      Jangan sampai ada pil yang terlupa.
2.      Pil digunakan pada jam yang sama (malam hari).
3.      Senggama sebaiknya dilakukan 3-30 jam setelah penggunaan minipil.
4.      Perlu hati-hati penggunaan minipil pada wanita gemuk, hal ini disebabkan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang gemuk sehingga akan mempunyai pengaruh terhadap lendir serviks (lebih mudah ditembus oleh sperma).
5.      Kehandalan minipil dari bukti penelitian adalah pada wanita yang berusia tua dibandingkan dengan berusia muda (indeks pearl pada usia 25-29 tahun adalah 3,1 sedangkan pada usia 35-39 tahun adalah 1,0 dan pada usia > 40 tahun indeksnya adalah 3,0. Semakin kecil indeks pearl semakin tinggi efektivitasnya).
Manfaat
1.      Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusui.
2.      Sangat efektif pada masa laktasi.
3.      Dosis gestagen rendah.
4.      Tidak menurunkan produksi ASI.
5.      Tidak menggangu hubungan seksual.
6.      Kesuburan cepat kembali.
7.      Tidak memberikan efek samping estrogen.
8.      Tidak ada bukti peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, resiko tromboli vena dan resiko hipertensi.
9.      Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus dan migraine lokal.
10.   Cocok untuk perempuan yang tidak bisa mengkonsumsi estrogen.
11.  Dapat mengurangi dismenorea.
Keterbatasan
1.      Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea).
2.      Peningkatan/penurunan berat badan.
3.      Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4.      Bila lupa satu pil kegagalan bisa menjadi lebih besar.
5.      Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis.
6.      Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi.
7.      Efektivitasnya menjadi rebdah bila digunakan bersamaan dnegan obat tuberculosis atau obat epilepsy.
8.      Tidak melindungi dari IMS
9.      Hirsutisme jarang terjadi.
10.  Sejumlah kecil mengalami kista ovarium.
Efek samping
1.      Perdarahan tidak teratur/terganggunya pola haid (spotting,amenorea).
2.      Nyeri tekan payudara.
3.      Fluktuasi berat badan.
4.      Mual.
5.      Kembung.
6.      Depresi.
Yang boleh dan tidak boleh menggunakan minipil
1.      Yang boleh menggunakan minipil
a.       Usia reproduksi.
b.      Telah memiliki anak atau belum memiliki anak.
c.       Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui.
d.      Pasca persalinan dan menyusui.
e.       Pasca keguguran.
f.       Perokok segala usia
g.      Mempunyai tekanan darahh tinggi (Selma <180/110 mmHG) atau dengan pembekuan darah.
h.      Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih snenag tidak menggunakan estrogen.
2.      Yang tidak boleh menggunakan minipil
a.       Hamil atau diduga hamil.
b.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c.       Perempuan yang tidak mau terjadi gangguan haid.
d.      Perempuann yang sedang mengkonsumsi obat-obat tuerkulosis atau obat epilepsi.
e.       Perempuan dnegan riwayat kanker payudara atau sedang terkena kanker payudara.
f.       Perempuan yang sedang terkena atau mepunyai riwayat mioma uteri (progestin memicu pertumbuhan mioma).
g.      Perempuan dengan riwayat stroke (progestin menyebabkan spasme pembuluh darah).
h.      Sering lupa menggunakan pil.
i.        Kelainan lipid berat.
j.        Menderita penyakit trofoblastik baru-baru ini.
Waktu mulai menggunakan minipil
1.      Mulai hari 1 sampai hari ke 5 siklus haid (tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain).
2.      Dapat digunakan setiap saat, asal saja tiadk terjadi kehamilan. Bila mneggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunkan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
3.      Bila klien tidak haid, minipil dapat digunkan setiap saat, asal saja tidak hamil.
4.      Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.
5.      Bila lebih dari 6 mkinggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
6.      Minipil dapat diberika segera pasca keguguran.
7.      Bila klien (ibu) sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipi, minpil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya.
8.      Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya.
9.      Bila kontrsepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontraspsi lain.
10.  Bila kontrsepsi sebelumnya adalah AKDR (termasuk yang menggunakan hormone), minipil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.
Intruksi kepada klien
1.      Minum minipil setiap hari pada saat yang sama.
2.      Minum minipil yang pertama pada hari pertama haid.
3.      Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakn pil, minumlah pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan seksual 48 jam berikutnya.
4.      Bila klien menggunakn pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu klien ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam.
5.      Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera klien ingat dan gunakn metode pelindung sampai akhir bualn.
6.      Walaupun klien belum ahid, muailah paket baru sehari setelah paket paket terakhir habis.
7.      Bila haid klied teratur tiap bualn dan kemudian kehilangan 1 siklus (tidak haid) atau merasa hamil, temui petugas kesehatan untuk memeriksa uji kehamilan.
Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
Keadaan
Anjuran
Stroke
sebaiknya jangan menggunkan pil
Penyakit jantung koroner/infark
Jangan diberikan minipil. Progestin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
Kanker payudara
Tidak boleh minum pil

perhatian khusus untuk pemakai minipil
1.      Bila beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu dipikirkan kemungkinan telah terjadi kehamilan.
2.      Bila mengeluh perdarahan bercak yang disertai dengan nyeri perut hebat, maka yang pertama sekali dipikirkan adalah kemungkinna kehamilan ektopik.
3.      Problem mata (kehilangan penglihatan atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipertensi atau problem vaskular.
C. CARA KERJA ORAL KONTRASEPSI
1. Menghambat timbulnya ovulasi dengan pengaruhnya terhadap hypothalamus, hypofise  dan ovarium. Pengeluaran RF ( Releasing factor ) oleh hypothalamus terhambat sehingga kada FSH dan LH menurun. Demikan pula steroidogenesis ovarium tidak terjadi.
2. Menyebabkan perubahan pada beberapa bagian alat kandungan, seperti lender servix, endometrium dan mungkin pula pada myometrium dan tuba. Lendir servix  menjadi lebih kental sehingga tidak muah di tembus oleh spermatozoa. Pada endometrium terlihat adanya proliferasi yang di ikuti secara oleh fase sekresi yang dini dan kemudian kelenjar mengalami regresi  dengan stroma sembab.
Jenis
Mekanisme Kerja kontrasepsi hormonal
Penghambatan ovulasi
Pengaruh terhadap endometrium
Pengaruh terhadap lender servik uteri
Pil kombinasi
Pil sekuensial
Mini-pil
Depo provera
(suntikan)
+++
+
+
++


++
+
+
++
++
0
+++
+++

D. KONTRA INDIKASI ORAL KONTRASEPSI
Berikut adalah kontraindikasi kontrasepsi hormonal oral yaitu :
1.      Kehamilan 
2.      Thromboplebitis ( menghidap atau pernah menghidap )
3.      Gangguan Thromboembolic
4.      Penyakit akut cerebovaskular
5.      Serangan jantung
6.      Kerusakan hati
7.      Adanya neoplasma yang di pengaruhi oleh estrogen
8.      Carcinoma payudara
9.      Sakit kepala migren
10.   Perdarahan pervaginam yang tidak di ketahui sebabnya
E. EFEK SAMPING ORAL KONTRASEPSI
Gejala-gejala  sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-gejala subjektif dan objektif.
1.      Gejala-gejala subjektif
a.       Mual, muntah
b.      Pusing, sakit kepala
c.       Rasa sakit/tegang pada buah dada
d.      Nafsu makan bertambah
e.       Cepat lelah
f.       Mudah tersinggung,depresi
g.      Libio bertmbah/berkurang
2.      Gejala-gejala objektif
a.       Tekanan darah meninggi
b.      Berat badan bertanbah
c.       Gangguan pola perdarhan : menorragia, metroragia, spoting.
d.      Perubahan pada kulit : acne, kulit berminyak,pigmentasi/cloasma
e.       Keputihan
F. MANFAAT DARI KONTRASEPSI HORMON ORAL
Ada sejumlah manfaat penting terhadap wanita yang menggunakan pil kontrasepsi hormonal oral. Berikut manfaat atau keuntungan menggunakan kontrasepsi hormonal oral:
1.      Menurunnya disminorhea
2.      Pengurangan hirsutism
3.      Pengurangan jerawat
4.      Mengurangi kehilangan darah pada saat haid, peningkatan kadar fed an pengurangan anemia
5.      Pengurangan resiko penyakit payudara (e.g. penyakit fibrocyistic, tumor jinak )
6.      Perlindungan dan penanganan terhadap endometriosis
G. INTRUKSI UNTUK WANITA YANG MENGGUNAKAN ORAL KONTRASEPSI
Intruksi berikut haru di berikan pada semua wanita yang menggunakan pil kombinasi:
1.      Simpan pil anda di tempat yang aman dan dapat mengingatkan  anda dengan mudah untuk mengkonsumsi setiap hari.
2.      Pil di konsumsi serutin mungkin, sedapat mungkin pada waktu yang saa setiap hari.
3.      Pastikan anda menepati jadwal kunjungan kembali sehingga anda tidak kehabisan pil dan anda selalu di evaluasi secara  seksama kemungkinan terjadinya efek samping yang memungkinkan.
4.      Mintalah kanki ketemu dengan segera jika anda sedang mengalami gejala tanda bahaya seperti : sakit kepala yang hebat, gangguan visual, sakit di dada dll.jangan menunggu melihat gejala tersebut berkurang.
5.      Pastikan beritahu dokter ketika anda melihat berbagai permasalahan medis.
6.      Jangan pernah mengkonsumsi pil wanita lain .
7.      Jika anda memtuskan untuk menhentikan penggunaan pil karena anda tidak bahagia dengan pil kontrasepsi anda, pastikan untuk membuat janji pertemuan dan gunakan sediaan spermicidal dan kondom.
H. HAL-HAL YANG DI PERHATIAKN PADA KUNJUNGAN AWAL KLIEN DENGAN KONTRASEPSI ORAL.
1.      Riwayat   haid (  kapan haid terakhir, nyeri  haid,banyaknya haid )
2.      Riwayat kesehatan lengkap ( yang berkaitan dengan kontraindikasi kontrasespi)
3.      Riwayat kesehatan keluarga (yang berkaitan dengan kontraindikasi kontrasespi)
4.      Riwayat hubungan seksual terakhir ( dengan atau tanpa perlindungan )apakah ada dugaan kehamilan
5.      Pemeriksaan kesehatan lengkap ( yang mendukung data untuk kontraindikasi kontrasepsi, yaitu minimal BB, TB, IMT, TD,)
6.      Pemeriksaan sitologi servik ( jika ada indikasi)dan pemeriksaan payudara
7.      Informasikan cara penggunaan pil, efek samping dan  penanggulanganya, aturan meminum pil.
8.      Jika perlu informasikan cara penggunaan pil darurat
I.     HAL-HAL YANG DI PERHATIAKN PADA KUNJUNGAN ULANG KLIEN DENGAN KONTRASEPSI ORAL
1.      Memperbaharui riwayat media klien dan keluraga (jika  ada)
2.      Pengukuran berat badan dan tekanan  darah
3.      Kaji riwayat mens terakhir
4.      Tanyakan keluhan/masalah dengan pilnya
5.      Informasi untuk penggunaan pil yang terlewat (bila perlu)
6.      Beritahu klien alternative provider  lain bial bidan tidak ada di tempat.
J. PENGARUH PIL KONTRASEPSI TERHADAP KEADAAN TUBUH LAINNYA
a.       Metabolism karbohidrat
Pil dapat menimbulkan  GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 % akseptor. Oleh karna itu penderita  DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus di awasi lebih baik.
b.      Kel.throid
Oleh pengaruh estrogen falam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroxin binding globulin dan protein bound iodine.
c.       Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
Pada bebrapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada umumnya tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan clomiphen bila perlu dapat di coba. 
d.      Pengaruh terhadap paersalinan kemudian
Kelainan kongenital tidak  jelas tampak  sebagai akibat penggunaan pil kontrasepsi  sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus segera di hentikan. Pada bebrapa penyelidikan di kemukakan kemungkinan terjadinya karsinoma vaginae pada anak di kemudian hari bila pil terus di makan dalam keadaan hamil.
e.       Pengaruh terhadap laktasi
Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek masa laktasi , tetapi dengan dosis rendah pengaruh ini dapat di kurangi. Sebaliknya minipil yang hanya mengandung progesterone tidak mempengaruhi laktasi.
f.       Kardiovaskuler
Beberpa penyelidik terutama di amerika dan inggris melaporkan bahwa thromboplebitis di sertai atau tidak di sertai dengan
Beberapa emboli paru-paru serta thrombosis cerebral meninggi pada pil kontrasepsi. kemungkinan ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok.
g.      Tumor ganas
Tidak di buktikan yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan keganasan pada alat-alat genital. Di duga pil kontrasepsi mengurangi insiden tumor mammae yang jinak. Pengaruh carcinogenic pada Ca mammae belum di ketahui jelas. Sebagian estrogen memberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada masa premenopause, tetapi pada postmenapause malah dapat menimbulak regresi Ca mammae tsb.
h.      Icterus
Pil kontrasepsi hendaknya tidak di berikan pada wanita yang pernah menderita chronic idiophatic jaundice dan pruritus generalisata yang berulang-ulang selama kehamilan.penderita yang pernah mengalami virus hepatitis sebaiknya tidak di berikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar telah normal kembali.
I . Hypertensi
Tensi harus segera di periksa sebelum mulai mempergunkan pil kontrasepsi . biala tensi naik melebihi 160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolic, harus di berikan pengobatan terhadap hypertensinya atau kotrasespsi di hentikan dan anjurkan untuk memakai kontrasepsi lainnya
J. Depresi 
Pada wanita terjadi perubahan-perubahan  perasaanya selama siklus mens. kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi pil kontrasespi dapat di hentikan dan diganti dengan kontrasepsi lain
K. Libidio
Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libidio pada wanita. Ini di sebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi hamil. Biasanya frekuensi koitus menurun setelah ovulasi tetapi dengan pil kontrasespsi ini perubahan tidak tampak. kadang-kadang sekali terdapat wanita yang mengeluh libidionya bekurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral di hentikan.

















DAFTAR PUSTAKA
Diane dan Margaret.2009.Buku Ajar Bidan Myles,Ed.14.Jakarta:EGC
FKUI.1980.Teknik Keluarga Berencana (Perawatan Kesuburan).Bandung:ELSTAR OFFSET
Saifuddin, Abdul Bari.2010.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, Abdul Bari.2007.Ilmu Kandungan, Ed.2, Cet.5.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Meilani, Niken.2010.Pelayanan Keluarga berencan.Yogyakarta:Fitramaya
Varney, Helen.2004.Ilmu Kebidanan (Varney Midwifery 3rd.ed).Bandung:SEKELOA PUBLISHER

0 komentar:

Posting Komentar

terimakasih telah membaca postingan saya